Jumat, 16 Oktober 2009
Tahukah Engkau Sebuah Bangsa yang Besar yang Bernama Indonesia
'Tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya'
Kawan, tahukah engkau bahwa jika engkau mengundi seratus nama dari korban tsunami aceh, gempa jogja, dan gempa jawa barat,
engkau dapati kecuali satu semua disholati
Kawan, tahukau engkau jika engkau melihat di hari berbangkit seribu korban gempa sumatra,
tidak ada yang diangkat karena nyanyian 'rasa sayange' yang mereka pelajari dari kawan2 mereka di timur, melainkan karena bacaan quraan
tidak ada yang dapat menapak dengan tarian2 bali, melainkan telah lewat perhitungan sujud
tidak ada diantara mereka yang dibangkitkan bertutup batik, melainkan seperti penciptaan mereka yang awal
Indonesia bangsa yang mulia kawan,
maju dalam budaya, keluhuran budi, dan sesak oleh manusia cendekia
Indonesia tanah yang kaya,
berlimpah akan emas, hasil tambang, dan unsur hara
Angkasanya diarungi burung2 dari empat benua
Laut indonesia adalah lautan zamrud dan mutiara
Tahukah engkau bahwa budaya, keluhuran budi, dan kecendekiaan tidak tumbuh dari pengakuan UNESCO atau devisa ekspor
dan tidaklah akan akan habis karena kita berbagi.
Tapi niscaya binasa karena dengki, pikiran sempit, dan 'human trafficking' berlabel "beasiswa di negara maju"
tahukah siapa yang menikmati kekayaan alam kita selama beratus-ratus tahun hingga kini?
tahukah siapa yang menjarah kekayaan laut kita dengan kapal2 raksasa dan mencemarinya dengan limbah berbahaya?
Kita tidak akan jatuh miskin dan terhina karena berbagi
tapi karena sempitnya hati, kerdilnya jiwa, dan menyelisihi siratan sawiyya
Tahukah engkau kawan, jika sepuluh potong hati saudara2mu yang kau anggap maling dibelah,
maka hanya satu orang pandir yang bangga, disanjung sebagai penyanyi rasa sayange, yang dibawa oleh nenek moyangnya
atau si jahil yang merasa terhormat dipuji sebagai penari liukan2 penyembahan berhala
hanyalah si congkak terhina karena kain batik
terlebih dahulu diakui oleh kumpulan manusia2 pemecah-belah silaturrahim sebagai mahakarya saudaranya di jawa
tanah awal corak batik dibawa oleh saudagar2 china
Tapi tahukah engkau kawan, berapa banyak diantara mereka yang berbagi duka dengan sahabat2 mereka diaceh
atau kehilangan atas musibah yang menimpa keturunan leluhur mereka di jogja atau sepupu-sepupu mereka di sumatra
Indonesia bangsa yang besar kawan,
digdaya dalam seni, akal budi, dan hati nurani
Indonesia tanah yang murah hati,
penuh dengan hasil bumi,variasi nabati, intan dan permata
Laut indonesia diselami penghuni dua samudera
Angkasanya adalah lautan hujan dan cahaya
Jika kita bersyukur, aku percaya Allah akan menjadikan kita mercusuar bernama benua nusantara
atau akankah dimasa mendatang manusia akan bertanya
"tahukah engkau dahulu ada sebuah bangsa yang besar yang bernama indonesia"
Kamis, 20 Agustus 2009
Andai ini Ramadhan terakhirku
Bergunung dosa telah terkumpul di sepanjang waktu
Hingga tidak terasa Ramadhan begitu cepat mengunjungiku"
Andai ini Ramdhan terakhir
Apakah Ramadhan ini mampu menghapus dosa-dosa ku.
Telah mengunung catatan dosa-dosa ku sehingga membuat seolah Kau jauh dariku….
Dosa telah membutakan mataku karena terlalu banyak ku fungsikan untuk melihat sesuatu yang hanya bisa memuaskan nafsuku.
Dosa telah menyumbat telingaku karena telingaku hanya ku gunakan untuk mendengar hal-hal yang hanya untuk menghibur sesat hatiku.
Dosa telah menyumpal mulutku karena setiap waktu mulutku hanya ku manfaatkan untuk menyakiti-Mu demi kepentingan egoku.
Dosa telah menghilangkan kepekaan lidahku karena hanya ku tugaskan menikmati makan dan minum yang jauh dari syariat-Mu.
Andai ini Ramadhan terakhirku
Apakah Ramadhan ini mampu menambah pahalaku.
Telah banyak waktu ku sia-siakan hanya mendapatkan sesuatu yang membuat aku mengabaikan- Mu...
Aku telah hilangkan kepedulianku terhadap sesama hamba-Mu atas nama kepentingan pribadi dan kelompokku.
Aku telah kandaskan rasa kasih sayangku terhadap saudara-saudaraku yang ditimpa musibah hanya untuk mengeruk rupiah menjadi milikku.
Aku telah musnahkan kepekaan terhadap sesamaku dengan menfitnah, mempolitisir dan mengadudomba demi mendapatkan target jabatanku.
Aku telah kosongkan tanggungjawab keilmuwanku dengan menipu, nyontek, plagiat dan perbuatan sejenis itu.
Aku telah hapuskan rasa malu ku dengan memperdagangkan dengan murah etika intelektualku di ceruk-ceruk pasar kapitalis buatanku.
Andai ini Ramadhan terakhirku
Apakah masih ada alasan untuk melakukan sesuatu selain karena-Mu...
Melihat benda-benda karena-Mu,
Mendengar suara-suara karena-Mu,
Bicara kata-kata karena-Mu,
Makan dan minum karena-Mu.
Dan…tiada alasan lain dalam hidupku di Ramadhan ini selain karena-Mu.
Ya Allah, andai ini Ramadhan terakhirku
Bisakah Ramadhan ini mampu menghapus bergunung dosaku kepada-Mu"
Selasa, 04 Agustus 2009
no thing,.
tiada karya apa-apa yang tercipta
kemana saja perginya waktuku
apa yang telah aku dapatkan seiring pergantian waktu
semoga inspirasi tersebut muncul kembali
Sabtu, 27 Juni 2009
kisahku
Ada orang yang suka menghabiskan waktunya dengan berjudi
Ada orang yang nyaman menghabiskan waktunya dalam kekosongan
Tapi aku hanya ingin habiskan waktuku tanpa sedetikpun sia-sia
Entah dengan mengingat kenangan terindah masa lalu ku nan lugu
Atau menerawang kedalaman cakrawala ilmu nan dalam tak terbataskan
Disana banyak serdadu-serdadu Amerika mati sia-sia demi ambisi pemimpinya
Disana pula banyak bayi-bayi yang mati karena lapar di Gaza dan Ethiopia
Tapi aku masih inginkan hidup lebih dan lebih lama lagi penuh arti
Hingga kiranya tiba saatku nanti, ku inginkan semua terjadi dalam naungan illahi
Bukan karena kita bosan menjalani hidup dan terus bertanya-tanya
Tentang tujuan sebenar dari hidup yang tak satu setan pun tau
Senin, 22 Juni 2009
waktu ku
terhempas derapnya langkah waktu nan teramat laju
tanpa kompromi seolah teriaki sudah saatnya kau pergi
selaksa ia berkumandang beri semangat tuk segera aku lalui
tanpa pernah sedikitpun mengkhawatirkan pesimis dalam diriku
penuh harap ku dapat lewati waktu ini penuh arti
setiap detik ku berusaha demi tujuan suci
meskipun sangatlah pendek terasa waktu yang ada ini
namun betapa ku ingin melaluinya dengan hasil sebaik2nya
hanya kepada Mu ku lantunkan setiap puja-puji
demi keberhasilanku mengakhiri semester pendek ini
semoga sang illahi rabbi mengijabahi
Sabtu, 23 Mei 2009
Untaian do’a terus tertuang untuk sang rabbal ‘alamin
meminta anugerah serta karunia kenikmatan untuk diri hamba
Tiada pernah terlupa do’a dan harapan itu tersisip dari setiap manusia
Tuk selalu memohon kembali memohon curahan rahmat dan kasih sayang Nya
Hingga tiada terkira betapa banyaknya manusia yang melupakan sang pemberi
Senin, 18 Mei 2009
Sang Surya
Sebatas pandang jauh menatap keindahan sang mentari
Nampak teramat elok ia menari menyingsing sambut pagi
Persekitaran alam raya merdu mencoba mengiringi
Berharap pagi ini kan beri arti tuk seluruh penghuni bumi
Kicauan indah bersautan suara alam warnai hari
Serentak seluruh makhluk larut dalam hiruk pikuk kehidupannya
Seolah tiada ruang dan batas seluruh kesibukan yang telah terjadi
Tanpa pernah terfikirkan betapa indahnya perhantian hari
Betapa besar arti sinar sang surya setiap waktu menerangi hari
Tiada pernah lelah ataupun mengeluhkan keletihan tuk bersinar
Ku ingin menjadi menjadi mentari yang senantiasa bersinar
Menerangi tuk berikan kehidupan tanpa pernah mengharap balasan
Istiqomah tiada mengenal kata lelah tuk memberikan arti
Komitment dengan kewajiban dan tidak pernah terlambat walau sesaat.
Minggu, 03 Mei 2009
jenuh ku
Setiap ku terjaga pagi tuk awali hari hingga saat ku akhiri hari sembari mengais mimpi indahku. Selalunya terdengar suara politik mewarnai waktuku tiada henti sampai memenuhi ruang benakku, entah kenapa semua orang seolah sibuk dengan kondisi perpolitikan negeri tercinta merah putih sang ibu pertiwi, inikah perwujudah nasionalisme mereka ataukah sekedar partisipasi dalam memperjuangkan segelintir orang dengan kepentingannya. Ku pun tak faham, kenapa fenomena seperti itulah yang senantiasa terdengar di setiap hari-hariku, betulkah semua yang mereka katakan demi kepentingan bersama ataukah setengah bagi mendapatkan keuntungan materi peribadi masing-masing mereka, namun itulah fakta dan realita adanya. Tiada pernah berhenti dimanapun jua selalu ada pertikaian pendapat, adu argumentasi sampai ramalan tak beralasan pun marak terdengarkan, inikah perpolitikan, inikah pesta rakyat, inikah sebuah harapan, inikah awal perubahan, inikah titik terang kemajuan, inikah wujud partisipasi dalam ranah perjuangan, semua pertanyaan itulah yang mengelilingi benakku tanpa jawaban.
Tidak berlebihan kiranya jika ku coba suarakan, tidak terlalu banyak ku berharap dari perkataan ini akankah menjadi peringatan atau tiada mengapa jika semua hanya sekedar masuk telinga kanan kemudian telinga kiri kalian kembali mengeluarkan, ingatlah bahwa partai kalian bukanlah agama hingga harus mati-matian kalian perjuangkan, calon pujaan kalian bukanlah rasul Nya yang ma’shum dari semua kesalahan jadi kenapa kalian harus segenap jiwa menjadikan panutan, pesta rakyat bukanlah arena tuk beradu saling menyingkirkan, subsidi dana besar yang telah terhamburkan akan sangat berarti adanya jika di berikan ke mereka saudara-saudara kita disana yang sangat membutuhkan, serta segenap curahan tenaga di tambah fikiran kalian teramat dinanti tuk memperbaiki negara kita demi peningkatan menuju kejayaan dan kemakmuran rakyatnya. Wallahu a’laam
Kamis, 30 April 2009
oposiser
Kebersamaan memang teramat mudah tuk di lafadzkan
Hingga setiap gerakan dan ucapan kerap pun mengatasnamakannya
Tak terhingga batas serta jarak tempuh tuk menggalang akannya
Namun kebersamaan tak selamanya indah dalam pelaksanaanya
Terlebih ketika kebersamaan hanya dapat di nikmati segelintir manusia
Dengan alasan apapun tetaplah semua itu berarti dusta belaka
Adakah kebersamaan hanya dimiliki segelintir orang sahaja
Ataukan memang segelintir orang dengan kepentingan mereka
Itulah yang telah dan tengah mengatasnamakan kebersamaan
Kemudian dimana letak kebersamaan ‘idaman’ tersebut
Selanjutnya siapa yang kalian ataupun kau sebut sebagai kebersamaan
Adakah kami patung sekedar pelengkap tuk artikan kata kebersamaan
Atau mungkin kau kira kami terlalu bodoh tuk terus engkau kelabuhi
Ingatlah, bahwa dalam kebersamaan banyak yang mengamatimu
Tanpa pernah kau lupa kebersamaan ini sebatas amanat almamater kita
Waspadalah sepandai-pandainya tupai melompat akan jatuh juga
Celakalah ketika seseorang terjatuh dan sekitarannya menertawakan