Sabtu, 18 Juni 2011

The dedication for his honour

Adzan magrib belum lagi berkumandang
Ketika dering panggilanku terdengar ngiang
Mengabarkan bahwa sakaratul maut telah datang
Menjemput beliau dengan sangat tenang
Sang Pencipta telah memanggilnya
Kembali menghadap kehadlirat Allah Yang Maha Kuasa
Di hari jum’at sayyidul ayyam agar jasad mulia adanya
Tepat satu bulan menjelang genap usia beliau enam puluh tiga
Sekuat tekad sepenuh jiwa tuk hadapi kenyataan
Penuh keyakinan bahwa Allah tengah berikan ujian
Tiada peluh tanpa setitik-pun uraikan tangisan
Hanya ketabahan pasti inilah bagian dari pelajaran
Sayu terlihat remang bayang wajah sang kekasih
Menerawang jauh tinggi menembus cakrawala putih
Halus, lembut, tegar namun mantap panjatkan do’a lirih
Mengikhlaskan kepergian orang terpilih
Ketika fajar menyingsing beliau masih terjaga
Khutbah jum’at pun penuh khitmat disimaknya
Hingga kantuk terasa mendatangi ditengah wiridnya
Beliau-pun wafat dalam lelap disisi pendamping tercintanya
Diatas ratusan pen-ta’ziah, kerabat dan saudara-saudara
Ruh-mu menari riang bersinar terbalut cahaya
Senyuman terindah para malaikat menantimu disana
Membuat iri kami semua yang masih bernyawa
Saat jasad memasuki tempat peristirahatan terakhir
Nampak rona wajah istirahat berhias senyuman di bibir
Isak tangis kaum kerabat seiring lantunan takbir
Mengenang jasa meraih berkah nan kekal terukir
Berduyun-duyun karib, kerabat serta handai tolan
Tiada henti ungkapan semua yang merasa kehilangan
Sahabat nan akrab, lugu penuh wibawa dan dermawan
Semoga engkau termasuk surgawan
Jasadmu kini telah pergi bersama namamu harum mewangi
Berkain ihram menghadap mesra sang illahi robbi
Tanpa pernah terusik hiruk-pikuk duniawi
Meninggalkan kehidupan yang tiada tentram lagi
Perjalanan hidupmu ajarkan kami pelajaran terindah
Rangkaian umur kehidupanmu sentiasa bermanfaah
Akhir hayatmu ajari kami kematian khusnul khotimah
Cemburu kami pada meniggalmu yang mewah
Pak Haji Masduqi, begitulah mereka mengenalmu rapat
Keharmonisan hangat sosial-mu kini telah berbuah lebat
Setiap kelelahan tirakatmu selalu terbalas limpahan nikmat
Tanaman budi baik-mu mengalir tiada pernah habis tersendat
Cinta penuh ketaatan beragama adalah hidup keseharianmu
Semangatmu berbagi ilmu dan rezeki tanpa hiraukan balas
Perhatianmu pada sesama selalu terkenang wujud cintaimu
Dedikasi terbaik untuk keluargamu dan jama’ahmu yang ikhlas
Hirupan nafas kami panjang dalam terhela
Menengadah wajah tatap kuasa Allah ta’ala
Penuh keyakinan terucap di hati dalam di dada
Kami ingin mati sepertimu


(penuh cinta untuk bapak dari kami kedua anakmu, do'akan kami dapat wujudkan cita-citamu)